buku ajaib


Mantra ?
18 Apr 2015
Edc : Selamat ulang Tahun.. Pangeran .maap aku telat J

Langit di atas atap ini masih sama. Udara khas yang selalu membuatku berkeringat pun tak berubah. Semuanya masih hidup, tapi aku sudah mati.
Aku melihatnya seperti sebuah cermin, dia seperti bayanganku sendiri. Seperempat hangat nafasku ini bahkan pernah menjadi miliknya.
Terkadang aku menyesal kenapa tidak menatapnya sebagai batu. Supaya tidak perlu melihat aku ada padanya. Supaya tidak perlu merasa aneh jika kaca itu retak atau pecah dan bayanganku berubah.
Aku menatap sebuah kursi kayu tempat kita berbagi.
Kau menyapaku ringan,tapi terdengar berat.
Kau ulum senyummu yang selalu kurindukan.
Kau berikan binaran matamu yang cerah dan kuharapkan ada untukku setiap saat.
Aku egois kau sebut sebuah nama yang selama ribuan atau milyaran waktu kau lupakan, sejenak, berharap selamanya. Lidahmu kelu.
“aku tanpamu bukan aku. Tapi kamu tanpa aku tetap kamu”.
Ku rapalkan mantra itu berkali-kali.
Dan saat ku tatap kembali kursi kayu di ujung sana.
Aku tak mendapati kau lagi yang duduk dengan senyummu, binaran matamu, sebuah buku yang kau bawa kemanapun, dan kotak pensil hijau tosca kesayanganmu. Aku tak mendapati itu semua. Bangku itu kosong. Tak ada lagi sang ratu yang menduduki singgasananya.
Bangku itu sudah kosong sejak beberapa hari lalu.
Apakah kau berhenti menjabati ratuku ?
Kembali ku rapalkan sebuah mantra supaya aku percaya ini benar-benar terjadi.
“aku tanpa kamu bukan aku. Kamu tanpa aku tetap kamu”
Bangku itu masih kosong. Mantraku membuatku percaya. Aku kehilangan sesuatu yang bahkan tak pernah kumiliki kamu.

… cerita ini sudah selesai.

Selamat malam
19 Apr 2015
Edc : Jangan menangis, Ratu… aku bukan tisu

Aku memeluk boneka beruang milikmu. Beruang yang ku culik begitu saja dari lemarimu. Dan seakan kau tau akulah penculiknya, kau tak mencari benda itu lagi.
Seperti aroma nikotin yang membuatku ketergantungan.
Tak ingin lepas. Boneka beruang itu ber-aroma parfummu.
Barangkali kau berikan boneka itu sebagai penjaga tidurku. Menggantikan posisimu sebelumnya.
Tapi hati ini akan ku kembalikan boneka beruangmu.
Aku dan tidurku akan baik-baik saja. Aku punya dingin malam yang menyelimuti secara otomatis.
Aku punya si bulan pucat yang tetap tersenyum saat aku menangis.
Aku punya bayangmu yang menceritakan dongeng-dongeng kita, sampai aku terlelap.
Malam itu aku mengendap seperti pencuri. Bulan mengintip dari celah jendela. Gemetar. Takut aku tertangkap basah.
Bintang-bintang mengolok aku tak punya keberanian.
Hanya untuk bilang “Selamat malam”
Kamu tidur dengan posisi wajahmu tertutup bantal.
Jari-jarimu mencengkeram ujung sarung bantalnya.
Aku tau, kamu pasti usai menangis, meskipun cara menangismu berbeda. Sudah kubilang jika aku bisa tau kau tidur dengan keadaan seperti apa dari raut wajahmu saja.
Aku melangkah mendekat. Berusaha tak bersuara. Bahkan seperti jarum jatuh.
Ku letakkan boneka itu di sampingmu. Kau tidur seperti sebuah arca porselen berlapu kaca. Tak bisa ku sentuh karena tabir, atau di goncang sedikit bisa pecah, rapuh sekali.
“Selamat malam, Ratu.. jangan menangis lagi, jangan galau lagi”.
Boneka beruang biru itu sudah duduk manis di sampingmu, ia protes padaku. Kenapa meninggalkanmu saat menangis seperti ini.
Aku melangkah keluar, menatap langit, semuanya protes. Bintang, bulan, langit dan seisi galaksi.
Mereka berencana menghujaniku meteor, entah kapan.
Membumi hanguskan si brengsek sialan.
Supaya saat kau terbangun nanti, si beruang biru itu mengecupmu di kening. Jatuh di pelukanmu dengan manja. Dan aku akan jadi latar (Di panggung theatermu) yang tak perlu di ajak bicara.
Ratu kah ?
Edc : bersandar di bahu raja
                Singgasana mewah posisi istimewa yang mereka kira bahagia. Ratu dengan gaun mewah, cantik rupawan tersenyum bersahaja. Hanya pajangan semata. Ratu kah itu ? pantaskah bergelar Ratu ? atau hanya seorang selir yang bergelar Ratu, lebih tepatnya di pinjami gelar Ratu.
                Ratu itu harus bersifat seperti air mendinginkan, menenangkan, menyejukkan. Tapi ratu ini hanya setimba air yang di beri tanggung jawab memadamkan segunung api. Terbang dengan sayap naga jika ada petir hanya berani berlindung di balik tameng. Terombang-ambing tiupan angin, dimanakah Raja saat itu ? dia bener pencipta senyum alasan tawa seorang Ratu (?) tapi raja.. tidak akan menggetarkan bumi demi mencari permaisurinya. Permaisuri khayalan yang di nyatakan dalam rupa ratu.
                Kerajaan ini begitu kejam, gelap bahkan ratu takut jika menginjak kerajaan ini. Sebenarnya di kerajaan kesejatian seorang ratu di tunjukkan tapi ratu palsu ini hanya bisa menghilang dan meminta cahaya padanya, menangis seperti anak kecil. Bukan salah Raja jika Raja ingin mencari permaisuri sejatinya dan segera menendang Ratu dari kerajaan ini.
                Raja memang selalu berkharisma, berjalan anggun penuh wibawa setiap geriknya membekukan hati para gadis kerajaan. Pesonanya menghentikan waktu sehingga semua gadis kerajaan bisa memandangnya lebih leluasa. Jika dalam dongeng Raja akan menggandeng Ratu dan mereka akan pamer kemesraan di antara para gadis kerajaan, tapi Raja ini lucu ketika ada gadis kerajaan, Ratu adalah patung.
Raja menebar senyum seantero kerajaan senyum khas raja yang dapat di nikmati oleh seluruh penghuni kerajaan, senyum yang sama di berikan kepada Ratu.
“my lord, mohon izin. Secanggih apapun roket yang di ciptakan para ilmuan untuk menuju kebintangan pada akhirnya akan kembali dengan tangan kosong, bintang tetaplah bintang, debu angkasa yang bercahaya akibat pantulan sinar matahari dan bulan. Keindahan bintang hanya bisa di nikmati tidak untuk di miliki karna bintang sahabat bulan” carcau sang ratu menengadah kearah bintang.
Suasana malam yang sangat cerah. Lagi Raja hanya bisa tertawa sekan lontaran sang Ratu hanya gurauan semata. Bagaimana lagi Ratu di sini hanya sebuah boneka pengganti sementara permaisuri raja yang amat di inginkan raja duduk di singgasana bersamanya.
                Cepat atau lambat Ratu harus melepas mahkota dan meninggalkan tahta. Bila saatnya tiba mantan ratu akan berdiri di tengah-tengah gadis kerajaan dan memandang takjub sang Raja menggandeng mesra Ratu asli. Dan di situ rasa bahagia mulai di pertanyakan. Bintang boleh di nikmati tapi tidak boleh di miliki karna bulan membutuhkan bintang.

Perindu Surga
Di belakangmu
19 Apr 2015
Edc : keajaiban sore ini

Waktu…
Aku boleh minta sesuatu ?
Bolehkah kumiliki sayapmu supaya kamu tidak bisa terbang cepat lagi ?
Kamu berjalan pelan saja.. sedikit demi sedikit. Momentum demi momentum.
Kamu berlari terlalu cepat. Rasanya baru kemarin aku bertemu, tapi kenapa sekarang harus belajar melepaskan ?
Oh.. baiklah. Kepadamu, aku hanya ingin mengakui satu hal.
Aku selalu suka berjalan di belakangnya.
Merasakan getar langkahnya yang tak bersama-sama sekali. Tatapan matanya akhir-akhir ini kosong. Datar. Tak ada lagi yang di gambarkan di manik matanya selain teluk yang kebanyakan zat kapur. Aliran yang sudah berhenti dan mati. Menggenang.
Sedangkan aku bukan partikel yang bisa menyedot kapur di dalamnya.
Aku hanya berdiri pada bingkai telaganya tanpa bisa berbuat apa-apa. Sudah kupastikan, cepat atau lambat jika terus seperti ini, aku juga ikut mati,
Aku selalu suka berjalan di belakangnya.
Mensejajari bayangannya yang berontak berbeda dari wujud asli pemiliknya.
Kali ini langkah kita ringan sekali. Di buat ringan, sebenarnya sangat berat untuk berjalan sejajar lagi.
Aku rindu guyonanmu, tangan jahilmu yang menekan pundakku, atau rangkulanmu yang justru mencekik leherku.
Aku merindukan itu semua. Tapi sore ini, sebuah keajaiban sudah datang. Sepersekian detik, aku berjalan lagi di belakangmu. Menemani bayanganmu. Meskipun tidak bisa lagi mendengar suaramu. Tidak perlu di rasakan lagi tangan jahil atau rangkulanmu.
Aku sudah menyimpannya. Dengan sangat baik dan rapi.


Kupu-kupu kertas
Edc : di tahta anarki sendiri

Ruang kerja 10x10 meter tempat bisu yang menyimpan cerita bisu, tempat di mana Ratu bisa leluasa mengamati Raja yang tenggelam dalam keseriusan urusan kerajaan. Meskipun hanya menjadi patung di acuhkan. Ratu hanya bisa berimajinasi menghadap kearah taman, bercerita lewat sinyal khayalan pada bunga.
Tugas Ratu hanya satu menemani Raja, duduk di tahta berdua berbincang urusan kerajaan, lalu di manakah letak asmara ? kisah cinta yang di dambakan para rakyat sebenarnya hanya isapan jempol semata. Jika malam menyapa andaikan raja tahu, Ratu duduk di taman sendiri menghadap kearah jendela besar, hanya mengamati keseriusan raja dan raja akan terlihat tampan, di tambah pantulan sinar bulan dan terangnya lampu ruangan. Senyum merkah itu di nikmati ratu dalam diam.
Jas hitam yang menambah kesan kewibawaannya mengantung merana di kursi, di tinggalkan begitu saja kebisaan buruk raja. Jas hitam itu saksi bisu hinggapnya kupu-kupu kertas di meja raja. Dan raja akan mengira mainan pangeran yang tertinggal. Terus seperti itu, tapi kupu-kupu kertas tak pernah lelah hinggap di meja kerja Raja. Hingga raja kesal tapi tetap di simpannya kupu-kupu kertas itu di laci.
“my lord apapun yang terjadi pemberian adalan award yang tak terduga dan award yang langka, award penuh arti kasih sayang” begitu kata asisten Raja setiap kali raja ingin membuang lembaran kupu-kupu kertas yang sekarang ini sudah memenuhi lacinya. Raja juga terpaksa memindahkan dokumen-dokumen yang semula di laci, karna laci itu harus di khususukan untuk kupu-kupu kertas.
“Kevin siapa yang sudah berani masuk ke ruang kerjaku dan menaruh sampah-sampah ini ?” murka raja.
“menurut anda my lord, siapa yang berwewenang masuk ke ruangan selain anda, saya dan..” ucapan Kevin mengantung meminta raja unutk menebak ,raja tampak berfikir.
“Ratu” jawab raja ragu
“Benar sekali my lord, my lady yang melakukan ini semua” jawab Kevin semangat.
“untuk apa dan dimana my lady berada sekarang ?”
“di taman menghadap kemari sambil bermain hujan” Kevin menunjuk kearah taman, di mana sang ratu sudah basah kuyup dengan gaun indahnya, rambut sepinggang terurai basah jatuh di punggung ratu. Ratu tertawa bahagia di antara bunga-bunga.
Tanpa pikir panjang raja melompat keluar jendela , berlari di antara hujan lalu memeluk sang ratu dari belakang. Pelukan penuh kerinduan (?) mengecup lembut pipi ratu penuh cinta (?)
“kenapa kau lakukan itu padaku ?” Tanya raja mesra (?)
“apa ?” ujar ratu dengan raut wajah penasaran.
“Kupu-kupu kertas itu ?” Tanya raja dengan mesranya lagi (?)
“ooh, baginda tidak suka ?” pesimis ratu.
“bukan begitu tuan putri, hanya saja kekasihmu ini tidak tahu makna tersirat dari kupu-kupu kertas itu” tutur raja manis.
“sederhana saja, kupu-kupu menghisap nektar dari putik dan benang sari menyatukan mereka menjadi satu” Jawab ratu.
                “kau selalu bisa membuatku tertawa” raja terpingkal-pingkal. Tangan jailnya menggelitiki ratu. Sepasang kekasih itu bermain kejar-kejaran seperti anak kecil, bermain hujan asmara. Hujan benar romantis.
                Kevin menikmati pemandangan indah langka kerajaan ini, dari balik kaca ruang kerja junjungannya. Hatinya ikut berbunga keharmonisan dan romantisme kisah cinta mereka bukan isue belaka. Karna mereka nyata dan asmara mereka nyata.
                “dimana my lord ?” Tanya hans yang langsung masuk ?
                “ada apa ? jangan ganggu !! my lord sedang berbahagia dengan my lady” Kevin mengingatkan hans, mata biru Kevin tak berhenti menatap sepasang kekasih di bawah sihir cinta hujan.
                “ada rapat dengan kedutaan besar Amerika, dan rapat ini sangat penting. Sebenarnya aku juga tidak mau merusak suasana romantic ini, tapi bagaimana lagi ? ini tugas !!” ujar hans. Kevin kecewa, kisah romantic ini di pause paksa dengan tugas kerajaan.
Hans ragu mendekati raja, bagaimanapun juga dia tidak ingin mengganggu nuansa romantic ini. Hans memberanikan diri mendekati junjungannya.
“permisi my lord, maaf mengganggu” ujar hans sungkan.
“ada apa ?” sinis raja karna hans dengan lancang mengganggu suasana romantisnya (?)
“ada rapat dengan kedutaan besar Amerika” ujar hans
“ooh, aku hampir lupa. Persiapkan berkasnya sekarang, aku segera bersiap” raja pergi meninggalkan ratu sendiri tanpa berpamitan. Kata-kata manis yang sedari tadi di lontarkan seolah tak lagi bermakna. Raja pergi seolah tidak ada ratu di sana, benar hanya ada jasad. Ratu tetaplah pajangan istana begitu seterusnya (?)


Malaikat berdarah dingin
Cermin
20 Apr 2015
Edc : Menyatu lagi
Malam perlahan naik, seharusnya semakin indah, tapi orang-orang yang tidak bisa merasakan sentuhannya memilih beranjak, pulang.
Café mulai sepi, beberapa lampu terang di matikan, berganti lampu kuning temaram bernuansa lembut, aku lebih suka ini, yang ini lebih romantic.
Tersisa tiga orang saja di sini masing-masing menghadap secangkir kopi. Aku yang duduk sendiri dengan black coffe, seorang lelaki yang duduk sendiri berjarak dua meja dariku, dan kamu, yang duduk di kursi favoritmu dari dulu, di sebelah jendela kaca, menumu tetap sama, roti fla dan cappuccino hangat.
Tatapanmu kosong, lurus ke jendela, entah berlabuh kemana, tubuhmu kaku, seperti khusyu’ orang sembahyang, sedari tadi aku mengamatimu..,
Seorang lelaki yang duduk sendiri pun menjadi tameng buatku, bahkan untuk menatapmu saja aku harus curi-curi dan sembunyi.
Menit-menit berlalu.. hening.
Lelaki itu beranjak, meninggalkan tempat, tersisa kita berdua. Sial ! kenapa dia harus pergi ? aku salah tingkah dapat menikmati café ini lagi, bersamamu, ya, hanya bersamamu, meskipun posisiku jelas berbeda, dulu di hadapanmu, tapi sekarang berjarak 4 bangku.
Music berputar semakin mellow, aura aneh membungkus, membungkam, membekukan.
Aku mengetuk-ngetukan jari di meja, satu kebiasaan kita dulu di café ini, bersama membuat alunan ritmis lirih di atas meja kayu.
Kau menatapku,nanar…
Kau ketukkan jarimu, lirih, tapi bersahutan, seolah irama hati yang minta kembali tapi tabu soal arti.
Irama kecil itu seperti meluruhkan music mellow.
Kita saling berpandangan, mengetuk-ngetukkan jari diatas meja. Seperti benda berbaku cermin yang saling menemukan bayangannya.
Waktu..,
Ternyata aku tak pernah bisa melihatnya seperti sebuah batu tanpa dimensi baru,dia tetaplah sebuah cermin, tetap cermin.
Dan sampai saat ini ia tetap cermin ! ada aku disana…
..ketukan ritmis berhenti. Magis.

Malaikat tanpa darah
Pemberontakan Sang Ratu
Edc : Rahasiamu terungkap Raja

                Ratu hanya bahasa halus dari robot. Coba kau bayangkan, ratu harus anggun padahal tipuan, kerajaan di pandang indah jika sang ratu terlihat cantik. Meskipun dengan seribu dayang, tanggung jawab ratu tidak akan berkurang.
                Ratu hanya seorang manusia biasa yang “beruntung”, ratu juga berhak bosan dan bad mood. Tapi jika sang ratu mengeluarkan satu saja tanduknya, entahlah apa yang terjadi, ratu akan di salahkan. Bukan sifat yang pantas untuk di miliki ratu. Ratu juga kadang bosan dengan gemerlap kemewahannya padahal dia hanya ratu tittle bukan ratu sesungguhnya.
                Dan hari ini ratu di titik kebosanannya, tugas kerajaan yang seharusnya di diskusikan berdua dengan raja di hempaskan begitu saja di meja. Ratu menuju kandang kuda dan memilih thunder kuda terbaik sebagai sarana kabur dari istana. Meski sebenarnya ratu tak tahu cara mengendalikan thunder.
                Ratu berhasil kabur dari kerajaan, berjalan-jalan di luar kerajaan tanpa body guard dan pengawalan ketat. Ratu menikmati kebebasannya . tapi kesenangan itu tak bertahan lama, utusan kerajaan berhasil membawa paksa ratu kembali ke istana.
                Ratu berada di ruang sidang, di hadapannya berdiri seram para jajaran, jaksa dan tak lupa sang raja dengan tampang marahnya. Kenapa perilaku kepada ratu begitu kasar ? meskipun hanya tittle, bukankah wanita di balut gaun cantik itu adalah junjungannya ? pemegang kekuasaan ?
                Hukuman yang di jatuhkan kepada ratu begitu berat. Ratu di asingkan di kasti kerajaan. Oh, dimanakah hati nurani mereka ? dia ratu ! bukan Cinderella atau bawang putih ! dia manusia yang ingin menjadi dirinya sendiri tanpa tuntutan dan peraturan ketat kerajaan. Dia bebas meminta dan memerintah tapi dia tidak bebas atas dirinya sendiri.
                Dimanakah raja saat ini ? seharusnya dia melakukan pembelaan bukan hanya diam di kursi sidang. Dan memarahi permata kerajaan atas hal bodoh yang dia lakukan. Seharusnya raja di sini ! membesuknya walau hanya sebentar bagaimanapun juga dia yang mendampingi raja di tahta.
Dari awal masa hukuman hingga masa habis, raja tidak sekalipun menengoknya bahkan sekedar menanyakan kabar.
                Hari ini ratu kembali ke istana, semua memasang wajah manis pada ratu. Seorang yang dirindukannya duduk di tahta sendiri, raja merentangkan tangannya isyarat agar ratu memeluknya. Ratu dalam dekapan raja tapi tak di dengar alunan jantung berdegub kencang beritme rindu.
                “kau tahu kekasihku, tahta ini sepi tanpa hadirmu di sisiku” bisik raja mesra di telinga ratu. Benar dia raja, julukannya yang tepat untuk seorang yang kini mendekap ratu adalah raja gombal. Raja termanis, dengan tutur dan tingkah laku bak romeo berhati buaya.

White devil
Aspirin
20 Apr 2015
Edc : Menunggumu

Kata dee..
“jingga di bahuku”
Aku sengaja duduk di sini. Mengamati senja sendirian. Mengingat-ingat apa saja yang pernah kau bicarakan disini denganku.
Aku sengaja mengorbankan makan malamku untuk menunggumu, aku tau aku bodoh, bisa jadi nanti malam mag ku kambuh dan tak ada kau yang akan jadi aspirin.
Aku menunggumu cukup lama. Berkali-kali menengok ke setapak sana dimana biasanya kau pulang.
Seluet tubuhmu seperti memori gambar terfavorit untuk otakku. Aku mengenalnya ? sangat. Aku merindukannya ? tentu saja.
Aku beranjak dari batu yang kududuki. Menghiraukan debar ombak, tiupan angin. Aku hanya ingin terfokus pada ketukan langkahmu yang tak berirama.
Kupegang sebatang coklat di tangan kananku, erat. Kau mendekat , wajahmu pucat, pipimu semakin tirus, tatapan matamu lagi-lagi lurus, datar.
Mataku nanar menatap.
Aku tau kamu sakit, tapi apa aspirinnya ? apa ?!
Kamu bukan aku yang saat terjatuh sakit kau-lah aspirinnya ! cepat sekali langkahmu melewatiku. Siluetmu menjauh. Kupasrahkan angin untuk memelukmu.
Debur ombak sepanjang urat pantai yang menemanimu.
Jingga menenangkanmu.
Siluetmu menjauh, lewat di hadapanku begitu saja. Seakan aku melebur bersama pasir pantai dan tiada.
Sayup-sayup ku dengar lagu Bondan fade 2black
“Saat ku terjatuh kau adalah aspirin”
Mencoba menuntunmu agar tak jatuh di dalam track kau catatan terindah di dalam teks..


Sepotong kue
Edc : Mengharapkanmu

Aku masih bangun malam ini.
Menantimu.
Ada banyak kata yang tertelan, banyak sekali yang ingin ku bicarakan. Tapi rasanya aku ini lumpuh, kau yang melumpuhkan.
Lama sekali aku menantimu, sampai akhirnya kau datang. Membawa semangkuk kue coklat kesukaanmu.
Kita punya satu kebiasaan lagi selain mengetukkan jari di atas meja.
Berbagi, ya, berbagi.
Entah ini syndrome apa ,setiap aku memiliki sesuatu, yang ku ingat adalah kamu, berharap dapat merasakan kebahagiaan yang sama dengan sekecil apa yang kita punya.
“mau kue coklat ?” tawarmu, suaramu terdengar gugup.
“maaf, tidak”. Ujarku pendek, singkat.
Kau kembali, langkah kakimu terseret.
Kita seperti stalagmite dan stalagtit dalam ruang gua.
Bertemu pada satu titik dari presepsi yang berbeda.
Seperti bayangan dan cermin, entah seperti apa lagi yang bisa di gunakan, kata apa yang sebenarnya tepat.
Perutku keroncongan, anak hondaku protes kenapa tidak menerima kue coklatmu.
Tak ada yang kuharapkan malam ini selain kamu tidur dengan indah. Tidak menutup wajah dengan bantal.
Aku menunggumu, mengintip di balik jendela.
Hanya sekedar memastikan kau dapat tidur dengan indah.


Khayalan tingkat tinggi
Edc : Raja membosankan

Terik matahari siang membakar dunia dengan kehangatannya. Jam makan siang sangat di nikmati para rakyat seolah hal ini adalah hal yang langka. Begitupun juga junjungan kerajaan ini sang ratu menanti sendiri sang raja di ruang makan, makanan sudah terhidang hanya menunggu raja datang. Padahal perut wanita no 1 di kerajaan ini sudah memberontak. Raja di manakah perasaanmu ? untuk hal sekecil ini kau tidak peduli ?
                Pintu besar itu terbuka, raja berjalan dengan wibawa duduk di kursi utama, pelayan mulai mengisi piring kosong itu dengan makanan.
                “Selamat makan my lord and my lady” ujar para pelayan serentak sambil menunduk hormat.
                “habiskan makananmu ratuku, jangan sampai kau jatuh sakit, karna jika kau sakit aku orang pertama yang merasa bersalah, karna tidak bisa menjaga dirimu dengan baik” ujar raja sebelum mereka makan suapan sendok pertama.
                “seharusnya baginda memimpin do’a bukan berpidato” tegur ratu, pipinya memerah tidak bisa di pungkiri raja begitu perhatian kepadanya, raja lantas tertawa renyah menyadari kesalahannya.
                “kenapa tidak kau habiskan sayang ?” apa makanannya kurang enak ? kita bisa makan di luar” omel raja saat melihat ratu menyudahi suapannya.
                “tidak aku sudah kenyang” tolak ratu halus
“aku tahu caranya” raja mengambil alih piring ratu
“buka mulut mu sayang” raja menyodorkan sesendok nasi, mau tak mau ratu harus membuka mulutnya. Raja menyuapi ratu hingga nasi di piring ratu habis, dengan penuh kasih sayang raja melakukannya.
“my lady.. my lady..my lady..” suara itu membangunkan ratu dari lamunan. Kursi di sampingnya sedari tadi kosong ternyata.., jadi tadi hanya halusinasi ? segitu merindukah dia pada rajanya ?
“my lady saya mohon izin menyampaikan pesan dari my lord. Beliau hari ini tidak pulang, my lady, my lord ingin my lady tetap di istana” ujar sam penuh hormat.
“aku tidak selera makan” ratu membanting sendok dan pergi.

Iblis merana
Raja dengan selirnya dan Ratu dengan ksatrinya
Edc : melukis wajah Raja dalam ruang rindu

Wanita itu akhir-akhir ini sering berada di istana, nona yang anggun, kaki kecil putih dan mulus, rambut coklat sebahu, bermata biru penuh ceria, segorot senyum tipis dan hidung yang nyaris indah. Sudah bisa di tebak nona itu betapa sempurnanya ? nona yang sekarang bergelayut mesra di lengan raja, di taman istana berbincang berdua. Ratu hanya bisa mematung di menara menyaksikan pemandangan manis, menjadi pengamat cerita raja dan nona. Yang hanya bisa di lakukan oleh wanita no 1 kerajaan tiada lagi selain berharap, bila di izinkan atau memilih, ratu ingin menjadi selir tapi mendapat seluruh hati raja dari pada ratu tapi di acuhkan nafasnya tak pernah di anggap ada oleh raja.
“mohon izin my lord, saya hanya mengingatkan bahwa sekarang saatnya vestifal wushu di gelora kerajaan” Kevin mengingatkan dengan hormat.
“apa aku boleh ikut ?” Tanya nona itu manja, jih
“maafkan aku nona manis, acara ini acara kerajaan, aku harus hadir dengan ratu, apa kata rakyat jika aku hadir dengan wanita lain ?” tutur raja lembut.
“kau selalu mendengarkan kata rakyat” cibir nona, bibir pink milik nona itu mengerucut.
“jangan pasang topeng seperti itu, aku sangat tidak suka. Mengertilah posisiku” mohon raja, bahkan raja yang keras kepala berani memohon di hadapan nona. Sebenarnya nona itu memakai mantra apa ? mantra pemikat cinta ashima dan ahei (?) legenda cerita china kuno.
“baiklah, aku pulang” nona itu lumer dalam rayuan abal-abal raja
“hati-hati di jalan nona (?)” pesan raja
Kedatangan raja dan ratu menambah suasana meriah vestifal ini. Di tribun khusus raja dan ratu duduk berdua di singasana menikmati para anggota wushu mempraktikan keahliannya. Raja terlibat perbincangan asyik dengan para pemain pedang, ratu terkesima dari satu dari mereka, si kecil ber alis tebal, berambut ikal, wajah lonjong dan hidung mancung.
Para peserta vestifal di undang raja untuk makan malam bersama sebagai ucapan terima kasih , tak terkecuali si ksatria pedang. Ratu terlibat perbincangan seru dengan ksatria pedang, yaa hanya mereka berdua.
“ku lihat kau cepat akrab dengan anak china itu ?” Tanya raja, mereka kini di ruang privasi mereka, acara makan malam telah usai menjadi makan malam terindah untuk ratu.
“wu yi fan, dia punya nama baginda. Dan aku memanggilnya ksatria pedang” ucapan ratu penuh kekaguman. Raja menatap ratu lekat
“ingat kedudukanmu sebagai ratu”
“kita impas baginda, anda dengan selir anda dan aku dengan ksatria ku” tegas ratu.
“ini titah !! jauhi ksatriamu !!” tegas raja
“baginda cemburu ?” Tanya ratu dengan polos, raut wajah raja saat itu tidak bisa di baca, entah arti dari sinar mata itu, sosok misterius yang berhasil mengobrak-abrik hati ratu. Raja meninggalkan tempat privasi itu dan menuju ruang kerjanya. Andaikan raja tahu bagaimana hatinya tersiram lara saat nona itu berada di dekat raja. Semua terangkum dalam kata “andaikan” tak ada keberanian untuk mengatakan kecemburuan di hatinya. Karna ratu takut raja pergi, bisa mencintainya saja sudah cukup untuk ratu.
















Vampire
Aku dan bintang jatuh
Edc : Menunggumu (2)

Aku belum menyerah.
Cinderella sudah pulang sejak 10 menit lalu, tapi kenapa kau belum ?
Aku menunggumu, tau ! di pinggir pantai, di atas batu, di hadapan deburan ombak.
Aku menunggumu sejak senja, sekedar ingin memastikan kau baik-baik saja.
Kau berjalan di pinggir pantai, langkahmu menyisakan jejak-jejak di pasir halusnya, wajahmu indah di timpa cahaya lampu seadanya.
Langkahmu cepat, menunduk, seakan ingin cepat selesai meyusuri pantai tempat jejak-jejak kita tersimpan.
Dan ketika tepat kau lewat di hadapanku, langkahmu semakin cepat.
Seperti bintang jatuh.
Ya,, seperti indah lesatannya.
Gerakmu tidak pernah pasti, tapi barangkali kau ingin sendiri ? baiklah. Tapi sampai kapan ?
Namaku pasti tertulis sebagai manusia paling menyebalkan yang pernah kamu kenal dengan “baik”. Baiklah aku akan lenyap, menjadi butiran pasir yang tetap kau sapa meskipun sebenanya kau benci.
Seharusnya aku sadar dari dulu. Bahwa cerita ini sudah selesai, tinggal dongeng lama yang pasti akan ku baca sebelum tidur.
Kau tak akan membacanya, kan ?
Lupakan misi, mimpi, dan tentang bintang. Aku tidak akan menunggumu lagi, mencarimu atau mengendap hanya untuk melihat kau akan baik-baik saja.
“sudah saatnya aliran menggenang ini memecah dua supaya bisa mengalir lagi”.

Diigo..


Patio yang merana
Edc : Ingin bersama Raja selalu

                Ruangan itu kini merana insiden tempo lalu menggosongkan patio tempat privasi raja dan ratu, patio itu tak lagi memancarkan keindahannya, karna sang tokoh tak lagi saling berbagi. Patio mencoba menarik kembali sang tokoh dengan bau harumnya, menyatukan kaca retak memang tak mudah, serpihan-serpihannya tak lagi sempurna.
                Raja yang nyaman dengan selirnya, ratu yang tenang bersama ksatria, ksatria yang membawa kenyamanan bagi ratu yang siap menjaga ratu meski tanpa body guard. Ksatria yang siap dengan pedangnya hanya untuk ratu, meski ini tidak boleh tapi raja yang memulainya.
                Meski sesekali ratu mengunjungi patio tapi tak pernah tampak raja, bisikan rindu patio tak sampai di telinga raja. Mungkin raja telah menutup semua tentang ratu. Patio tak lagi mengukir cerita karna hanya satu tokoh yang merindu.
                Ksatria pedang telah pulang ke negri asalnya meninggalkan kisah manis di kerajaan ini. Ratu benar sendiri, patio harus menerima nasibnya merekam kisah-kisah pilu ratu bukan lagi kisah bahagia bersama raja karna raja telah lama menghilang dari patio memudakan dirinya sendiri dalam kenangan patio.
                Raja memang sering melewati patio ini untuk menuju ruang kerjanya, tapi raja enggan menyinggahkan diri walau hanya semenit. Mata indah itu tak lagi melirik patio, bahkan 100% raja tidak tahu bahwa sang ratu duduk di sana. Hingga senja mempertumakan mereka di patio, biasanya mengunci tatapan mereka, hangatnya menjadikan mereka seperti patung. Tapi harapan patio untuk kisah mereka sirna seiring sinarnya senja. Raja melanjutkan langkahnya ke ruang kerja meninggalkan ratu yang tetap mematung di patio. Ratu pun juga ikut pergi meningglkan patio, entah sampai kapan patio yang indah ini tertutup tirai emas bernama kenangan.






Serpihan kaca
Tertawa lagi…?
Edc : Alunan ritme rindumu

                Wow ? ada apa pagi ini ??? langit masih gelap mentari masih enggan untuk bertugas. Para pelayan istana masih terlelap di pemukiman mereka. Raja sudah bangun dengan ceria mengalahkan ceria pagi yang masih enggan bertugas, dengan semangat diluar kebiasaan. Raja menarik ratu yang masih ingin bermain di alam mimpi. Dengan mata yang sangat sulit untuk di buka, secara suka rela ratu mengikuti kemanapun arah raja.
                Udara dingin menjelang pagi raja mengajak ratu berkuda karna ratu belum sepenuhnya sadar dari alam mimpi, dengan sangat ceria raja membopong ratu. Seperti jookie dengan penumpangnya.
                “kita mau kemana baginda ?” Tanya ratu bersuara khas bangun tidur.
                “nanti kau pasti suka” wajah tampan itu tersenyum penuh cahaya .
                Mereka berhenti di tanah lapang. Kali ini pasangan itu benar-benar berdua tanpa kawalan body guard atau prajurit lainnya.
                “sebentar lagi sunrise” bisik raja menghempaskan diri sembarangan beralaskan rumputan hijau. Raja yang biasanya tampil berwibawa dengan setelan jas dan baju-baju kerajaan yang mewah pagi ini hanya menggunakan piama merah senda dengan piama yang di kenakan ratu. Ratu berbaring di samping raja, tangan kekar itu melingkar mendekap ratu.
                “10…9…8…7…6…5…4..3..2…1” pasangan itu menghitung mundur mengiringi matahari terbit menuju tempat peradabannya.
                “selamat pagi ratuku” bisik raja setelah itu kecupan manis di kening ratu, ini bukan mimpi atau imajinasi ratu seperti biasanya. Ini nyata. Nice






Chung-chung
FROZEN
Edc : Ketika Al-ay Tanya “kapan tokoh AKU bahagia ?”

Kadang aku bertanya-tanya aku ini manusia macam apa ?
Bukankah aku sudah pernah bilang bahwa aku tak akan merindukanmu lagi ? menunggu sesuatu yang tidak pasti.
Tapi kenapa langkahku menuju kesini ?
Pada tepi pantai yang sudah mati. Yang pernah hidup penuh dinamika. Duduk pada sebongkah batu yang sebenarnya lebih pas untuk berdua, merasakan debur ombak ,angin, puisi.
Tiba-tiba aku merasa aku tidak sendirian di sini.
Aroma parfum yang ku kenal, gerak-gerik yang ku hafal.
Cara bersandarnya yang dulu jadi sahabat untuk tubuhku.
Aku menoleh ke samping, memastikan jika ini bukan mimpi.
Kau.
Kau bersandar di sini lagi. Memainkan ricik air dengan ujung kaki, kau menatapku, tersenyum lebar, hanya satu detik. Setelah itu tatapanmu lurus ke depan, membelah laut dan menemukan pantai biru, jauh sekali.
Kau terdiam, ekspresimu kaku, membosankan, aku tidak suka.
Aku terdiam, ingin bilang banyak, menceritakan lelucon lagi supaya kau tertawa, supaya sunset dan laut tidak perlu protes lagi.
“kenapa suka ngilang akhir-akhir ini ?” itulah kata pertamaku setelah 20 menit kau duduk di sini.
“banyak urusan” jawabmu pendek, datar. Aku tak pernah kenal KAU yang INI.
Kita sama-sama terdiam, bisu. Tak tau harus apa, kenapa, bicara apa.
Kita sama-sama diringkus BEKU, duduk di atas batu seperti duduk di lemari es besar. Berlapis-lapis potongan es, di hujani salju, di apit bongkahan-bongkahannya. Sampai darah membeku, tidak hidup, dan hati tak berfungsi.
Sebenarnya, siapa diantara kita yang terkena sihir ratu Elsa ? siapa yang sebenarnya BEKU ?
Kamu.. atau Aku ??
Klise tentangmu
Edc : Kau
                Sedang menonton film sendiri di bioskop yang besar, film itu berputar menceritakan masa kecil tokoh yang begitu konyol dan pertemuan singkat dengan sang raja. Di kehidupan ratu kali ini tidak ada ksatria, ternyata dia hanya bayangan lewat, dia hanya figuran dalam serial drama.
                Sebetulnya ini bukan benar-benar film tentang ratu tapi film ratu yang notabennya di bumbui raja. Di setiap scence selalu ada siluet raja si jakung yang mempesona memberi warna lebih indah. Andaikan permaisuri tidak di temukan lebih cepat, ratu pasti sangat menikmati saat bahagia ini, menikmati tawa puas raja yang dulu jarang ada di istana ini.
                Setiap sudut ruangan di jelajahi ratu dengan seksama. Menikmati atmosfir yang tak akan pernah dia rasakan lagi di gantikan oleh ratu yang sesungguhnya. Dia ingat saat raja jatuh dari kuda pertamanya, bukan hanya para gadis kerajaan yang menjerit histeris, ratu yang saat itu masih berstatus menjadi putri mahkota. Apa yang bisa di lakukan putri mahkota ? menyentuh saja tidak berhak.
                Ketika permaisuri pergi, istana terasa kosong. Dan manusia tampan di sebut raja berubah menjadi bongkahan es kehilangan arah. Tapi dia actor yang hebat bisa menutupi semua kesepiannya.
Patio, singgasana, ruang kerja, altar, taman dan semua tempat di istana ini memutar kembali film tentang kehidupan ratu di istana yang dalam jangka waktu pendek tidak akan di nikmati ratu lagi.
                Akhirnya raja menjadi raja dengan kisah cinta yang nyata, bukan ucap bibir semata. Ratu bahagia jika raja dengan permaisuri bukan dengan salah satu dari gadis kerajaan.
                “tetap di sini my lady” pinta raja, seolah mereka tahu bahwa kisah cinta mereka akan berujung. Raja dan ratu menikmat setiap detik kebersamaan mereka.
                “bagaimana dengan permaisuri baginda ?”
                “kau bisa jadi putri mahkota dan aku akan memasangkanmu dengan para pangeran di sini”
                “hehehe tidak bisa my lord. Satu keputusanku tetap pergi”
                “kau mau menemui ksatriamu di negrinya ?”
                “aku tidak sebodoh itu, dia hanya figuran dalam drama ku ini”
                “semoga tetap aku peran utama pria” harap raja
                Malam ini tawa mereka memecah indahnya malam. Raja memberi kesan terakhir yang sangat indah. Cerita di istana ini semua tentang raja. Mereka berpelukan menutup malam.

Mahkota tanpa permata
Edc : #@%???
Aku bahkan tidak tau semua kebekuan ini berawal dari mana.
Saat tiba-tiba kau menghilang dan asyik sendiri, menjauhi tanpa alasan yang jelas, melenyapkan yang dulu pernah ada.
Baiklah, mungkin sudah saatnya ini semua resmi di akhiri.
Aku akan hilang, kamu yang minta demikian, aku akan sendirian lagi, meskipun aku takut dengan kesendirian.
Tidak ada pilihan, harusnya aku mencintai kamu bukan karena takut sendiri, bukan karena apa-apa.
Hanya supaya kamu bahagia, cerminku… itu sudah lebih dari cukup.
Aku berdiri disini, tidak di pinggir pantai, bukan di atas batu.
Aku berdiri di depan rumahmu,sekedar memberi ucapan terakhir, tak lebih.
Kali ini sebatang coklatku tak ingin masuk saku lagi dengan sia-sia.
Pandanganku otomatis mengarah pada bangku di ujung sana, sudut yang ku cari.
Aku menemukanmu, cerminku…
Bersama orang lain, seperti Raja dan Ratu pada singgasananya.
Satu langkah ke depan.. seseorang di sampingmu tersenyum.
Dua langkah terus… kau membalasnya dengan senyummu.
Aku ragu. Tidak ! ini kesempatan terakhir. Tidak akan terulang.
Langkah ke tiga dan seterusnya sampai aku dapat berdiri di hadapanmu, tersenyum kecil memberikan bunga untuk kamu malam ini, sebatang coklat yang dari kemarin ingin jadi milikmu.
Kita tak bicara apa-apa, tak perlu, semuanya bicara dengan jelas tanpa kata kias.
Seseorang di sampingmu, aura kalian berdua.
Yang penuh tanda Tanya adalah tatapan matamu, aku tidak bisa membacanya, kau tak pernah menatapku begitu.
Ragu, akhirnya kau menerima bunga & coklat dariku.
“maaf… aku tidak pernah bilang”. Katamu sambil melirik ke samping dimana sosok di sampingnya berduri tak mengerti.
Aku mengangguk pelan, tersenyum, melangkah pergi.
Kamu tidak perlu merasa tidak enak seperti itu. Kamu boleh dengan siapapun, cerminku… karena di antara kita tidak ada apa-apa. hanya konsekuensi untuk saling menjaga.
Itu saja.
Kamu tidak perlu menyembunyikan sosok maskulin itu, seharusnya kamu bilang, atau setidaknya aku yang harus peka.
Aku tidak cemburu.
Hanya kecewa kenapa tidak selalu ada untuk kamu.


















Senyum yang tersembunyi
Edc : Di menara menatap bintang (Sendiri)

                Drama tetaplah drama penuh dengan kepalsuan, di atur sangat rinci sehingga tidak ketara jika mereka sedang berlagak.
Episode-episode terakhir yang menciptakan drama dengan ratu. Episode terakhir sudah di depan mata. Sang ratu yang benar jatuh cinta pada raja. Bukan sekedar acting di panggung teater tapi setulus hati. Episode yang kini menuai ujung.
                Acara penyambutan di altar, tempo dulu tempat yang dulu pertama kali ratu(palsu) bertemu raja. Altar tempat suci di kerajaan ini di ingkari ratu dan raja dengan kisah cinta drama mereka.
Ratu(asli) memasuki altar di gandeng mesra oleh raja. Bagaimana status ratu (palsu) saat ini ? menjadi gadis kerajaan ? selir ? atau menjadi putri mahkota ?. ratu (palsu) menginginkan suasana ini saat dimana raja menggandeng mesra dirinya bukan atas dasar scenario.
                Proses penyerahan mahkota, sekuat hati ratu (palsu) memberikan mahkota permata yang kini di kepalanya ratu (asli)
                “jangan pernah pergi lagi my lady, tanpamu raja bukan raja”
                “terimakasih telah menjaga raja ku selama ini nona”
                “semua ini semata-mata karna tugas my lady”
                Ratu (asli) duduk berdua di singgasana, mereka tertawa bahagia. Ini saatnya pergi bagi ratu (palsu). Dia tak menginginkan menjadi selir, putri mahkota atau gadis kerajaan. Dia ingin menjadi dirinya sendiri menuai bahagianya sendiri bukan di kerajaan ini. Cukup di torehkan saja cintanya di sini tapi tidak untuk hidupnya.
Ratu pergi.





Sayap iblis
Dialog terakhir
Edc : bermain pisau

“kau benar pergi ?” Tanya raja
                “tentu, apa lagi alasanku untuk tetap di sini”
                “bukankah kau mencintaiku ?” Tanya raja
                “benar, tapi teater kita sudah selesai. Bisakah aku tahan tangisku melihat orang yang ku cintai tertawa bahagia yang bukan denganku ?”~Raja diam~
                “manusia kah aku ?” ~Raja diam lagi~
                “setidaknya mereka menganggapmu ratu” bantah raja
                “ratu apa ? malam nanti aku menggelar pengumuman tentang berhentinya aku menjadi ratu”
                “tidak akan tanpa se izinku” desak raja
                “sudah di kabulkan oleh jaksa” ~Raja diam~
                Di patio ini saksi mereka berbagi kasih, mereka tokoh merangkap menjadi sutradara. Di patio ini kisah cinta di atas kertas di buat, patio saksi dialog di rancang. Patio di ibaratkan back stage tempat pemain menjadi dirinya sendiri, patio juga seperti ruang editor dan juga tempat orang di balik layar.
                Sejatinya wanita ini iri, saat dia kabur dia di asingkan. Dimana posisinya menjadi ratu tidak di anggap, dia seperti rapunsel yang terkarung di kastil tapi dia tak punya rambut panjang. Sedangkan ratu itu saat kembali ke istana di sambut dengan antusias, tidak berlaku hukuman untuknya.
Bahkan saat ratu itu kembali, raja menantinya dengan segenap rindu.
                “kemana kau akan pergi ?” Tanya raja memecah sunyi di antara mereka
                “apa perlu ku beri tahu ?”
                “agar aku bisa mengetahui keadaanmu”
                “tidak perlu, aku akan baik-baik saja tanpamu”
                “kalau gitu kau tak boleh pergi, ini titah !!” tegas raja
                “titah itu tidak berlaku untuk ku karna mulai hari ini selain aku tidak lagi menjadi ratumu, aku juga tidak menjadi rakyatmu” ~Raja diam~
                Selain itu juga patio ini resmi menjadi tempat kenangan, tirai itu harus di pasang hari ini. Mungkin raja akan menghancurkan tempat ini, begitu setelah dia pergi.
                “selamat tinggal my lord”
                Raja mendekapnya, wanita itu begitu rapuh dia menangis di bahu raja. Air matanya membasahi tuxedo putih kesayangan raja. Raja hanya mendekapnya tanpa berkata apa-apa, pandangan pria tampan itu kosong.
                “raja bahagiakan ratu, kau tak boleh punya selir, kau juga tak boleh lagi tersenyum pada gadis kerajaan. Jaga hatinya , jangan lukai perasaannya. Maaf aku tidak bisa menghadiri acara pesta selamat dating karna hari itu aku harus pergi” ujar wanita ini di tengah tangisnya.
                “kau diamlah !! kita bicara lewat hati saja” ujar raja
                “maafkan aku my lord, aku harus segera pergi” wanita itu segera pergi dari patio ini. Raja masih mematung di sana, dia sendiri tidak tahu apa yang dia fikirkan. Raja pergi dari patio kea rah berlawanan dengan hati tak tentu.














(Tanpa nama)
Memorabilia
Edc : Seusai hujan romantic

Aku ada di pantai
Tidak di atas batu. Tidak dengan kau yang bersandar pada bahuku.
Aku duduk begitu saja diantara batu karang yang bermunculan. Separuh tubuhku terendam air pasang.
Sedari tadi wajah dan rambutku di hempas gelombang.
Jangan kira aku berpasrah ketika laut memilih memeluk pada gelap rengkuhannya.
Aku hanya sedang ingin sendiri, menggosongkan seisi alam pikiran, supaya beberapa menit ke depan, tak ada titik focus lain. Aku ingin menjajaki sebuah perjalanan singkat.
…memorabilia…
Aku akan selalu ingat saat menemukanmu untuk pertama kali. Aku mencatat setiap detik, menyimpan semua yang kamu beri, semua itu sayang untuk di buang.
Sebenarnya kamu juga sulit untuk di lepaskan, tapi kali ini aku percaya pada seseorang tempat hatimu akan berlabuh dengan indah.
Hanya satu kalimat dalam bunga dan sebatang coklat. Aku hanya ingin mengatakan sesuatu, mengakui hal yang sudah pasti terlambat untuk di katakan.
“aku mencintaimu, cerminku…”
Suara derap langkah memecah ombak yang kian pasang.
Aku kenal betul langkah itu adalah milikmu, tapi aku tak menoleh, tatapanku lurus pada mentari yang menyuguhkan lukisan jingga sunset paling magis.
Dalam satu kali sentakan, seseorang memelukku dari belakang, mengalungkan tangan mungilnya pada leherku.
Orang itu adalah kau, aku nyaris tak percaya.
Pelukmu erat, kau jatuhkan wajahmu pada bahuku, menangis.
                “kenapa baru kali ini kamu bilang ?” tanyamu parau.
                “seharusnya kamu yang peka, kenapa menghilang ?” jawabku berbisik lirih.
                “kamu sudah baca surat dariku ?” kali ini aku memutar badan sekian derajat supaya bisa menatapmu. Kamu mengangguk.
                “kenapa harus bingung ? pangeran maskulin itu mencintaimu, kan ?”
                “tapi tidak seperti kamu, kamu selalu tepat. Kamu mencintaiku dengan tepat”. Kali ini tatapanmu tajam, seolah ingin meyakinkan padaku, bibirmu bergetar.
Tanganku halus memegang dua pipimu yang pucat. “selama ini, aku tidak ingin mencintaimu dengan tepat. Hanya berusaha menerjemahkan & menjalaninya sepenuh hati.
“Kamu tidak perlu berbohong, hati selalu tau kemana harus berlabuh”.
Aku tersenyum, mengacak rambut pirang kemerahanmu yang mulai basah, gerakan menyebalkan yang selalu kamu suka.
Ini sudah selesai.
Aku bangkit berdiri, tanganmu dengan cepat mencengkeram lenganku.
                “kamu mau kemana ? aku harus apa ?!”
                “bicara jujur dengan hati sendiri, tidak perlu bohong. Kamu kan yang mengajarkan aku tidak boleh berbohong ?”
Kamu masih duduk, cengkeramanmu melonggar. Tertunduk semakin lemah, seolah kamu mempertimbangkan hidup atau mati.
Aku sudah tahu nama yang akan kamu sebut, tentunya bukan si sosok menyebalkan ini, aku melangkah pergi. Potretmu di hempas ombak menghadap jingga laut, sebenarnya adalah magis terindah, tapi dengan keadaan seperti ini, segalanya sirna.
Tubuhku basah kuyup, kini kakiku sudah menjejak pasir pantai, memeluk, menyapa kembali jejakmu, jejakku di sini.
Aku pergi, cermin…
“jangan pergi !!” teriak seseorang, parau yang kukenal.
Aku menoleh kebelakang, kau menghambur memeluk.
Aku tak mengerti.
“kenapa aku tidak boleh pergi ?” kataku polos. “ bukan karena kamu takut sendirian kan ?”
Kau tersenyum menatapku, menatapku dengan binar.
“aku mencintaimu” katamu lebih polos lagi.
Tersenyum jenaka.
Lenganku merengkuhmu, kita resmi berpelukan.
Diasana, laut, mentari, jingga, tak akan protes lagi.

Comments